wanita sederhana yang punya cinta sederhana

Friday, June 3, 2011

Vonis Dua Ribu Tiga Belas

Berat beban telah membungkukkan asaku
Aku begitu kelelahan melewati jalan keinginan yang berliku-liku
kewaspadaan telah membuat kantuk bathinku
Merebahkan diri  di atas pembaringan berselimut keputusasaan
Bencana masa lalu menari pada hari ini dipikiranku
Ingatanku mengarah pada pangkuan kenangan kejayaan
Jiwaku gemetaran, tidak tahan menahan rasa pedih yang mencekik
Mimpi buruk tentang jerit tangisan getir bercampur bau bunga melati
Tangisan terisak-isak memenuhi dada dengan kepedihan dan penyesalan
Seiring pergantian sukacita dengan dukacita
Dan semua kepedihan yang ada di hati seorang perempuan
Dalam kegetiran aku berkata: "Aku tidak akan kembali ke rumah itu sampai nafas terakhir hidupku"
Meninggalkan tanah pengasinganku
Jangan katakan aku tidak setia
Kini  aku hanya menginginkan secarik kertas hitam di atas puith,
yang telah memenuhi pesan sejak awal prahara
Yang masih  tersimpan di sudut terjauh
Di laci meja hijau sang penguasa hukum
Bukan di altar suci lagi
Dan tak ada nyanyian lagu- lagu dan himne-himne
Karena semua ketenangan menjelma menjadi sebuah dawai,
senar-senarnya putus karena dipetik oleh tipu muslihat
Nada harmoni telah sumbang
Saatnya untuk mengetuk palu keras- keras
Dan aku akan segera mentertawakan belenggu belenggu yang selama ini merantai kehidupanku
Vonis 2013 telah telah memulihkan kekuatanku untuk bergerak





Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Vonis Dua Ribu Tiga Belas

0 komentar:

Post a Comment