wanita sederhana yang punya cinta sederhana

Monday, May 30, 2011

Meraih Getar Cahaya Hari

Kini aku tak akan pernah lagi ragu akan waktu
Meski tengah  lelah berjalan di atas lumpur- lumpur kehidupan
Tetap berjingkat menyusur hidup dengan kaki pecah dan berdarah
Bumipun telah lama berkata bukankan kau wanita yang tak pernah kering dengan airmata?
Yang pantang putus sayap terkepak?
Yang pantang surut asa terlepas?
Walaupn jiwaku merangas perdu yang melangit
Aku akan tetap melangkah menapaki kealamian hidup
Mencari batas waktu menjadi abadi di hati, seperti bumi yg kita pijak ini
Namun aku tetap malas mengeja waktu yang terus berputar
Sementara emosi dan duka nestapa entah milik siapa
Biarlah sirmata menggenang pada garis hari meski harap mencair jadi angin
Aku bertahan karena cinta tak pernah mati di dalam hatiku
Dan airmataku adalah embun sejuk penyiram kalbu
Yang deras menyungai membanjiri orang-orang yang aku kasihi
Kurasa apa yang kutuju untuk berkenan meraih getar cahaya hari
Diam-diam jeritan burung camar menjadi nyanyian angsa putih


*Inilah benih-benih yang ditaburkan aku dari ketinggian semai dataran hati, di antara langit dan bumi dan dituntun oleh cinta dan membawa buah karena kasih sayang*







Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Meraih Getar Cahaya Hari

0 komentar:

Post a Comment