wanita sederhana yang punya cinta sederhana

Tuesday, February 22, 2011

Terbelenggu

Mengapa hitungan detik ke menit begitu lamban?
Sedangkan takdirku mengejar dari belakang
Hari ini tak ada yang dapat kurenda
Karena semangat terkubur oleh duka
Kini aku berdiri diatas bara api
Sedangkan sekam disekelilingku mulai memerah
Mata-mata naïf mulai mengawasiku begitu tajam
Sudah kubentangkan sayap-sayapku dan aku sudah siap terbang
Namun kebebasanku telah tersimpul
Aku tak ubahnya seperti seorang tawanan yang menyeret bola rantai belenggunya
Dan dipaksa memasuki situasi asing tak bermakna
Kini aku bersimpuh mengaku sebagai sang pendosa
Yang memandang mata sang surya dengan mata telanjang
Dan merebut api dengan jari jemari tanpa harus bergetar
Tapi kini aku berada di negeri yang terasing
Dan bingung arah mana yang akan kutempuh?





Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Terbelenggu

0 komentar:

Post a Comment